Senin, 30 Desember 2013

Tips dan Trik Mengatur Margin Pada Microsoft Word 2007, Agar Tepat 4 3 4 3 cm

MC Word bukan lagi aplikasi yang aneh didengar ditelinga kita, paling sering disebut bila kita sedang dalam penyusunanan skripsi, laporan, makalah, dan lain-lain, tentu saja mana ada sekarang orang yang ngetik laporannya pake mesik ketik. J

Akan tetapi dalam penggunaanya, bila kita mengetik makalah atau laporan yang ukuran marginnya biasanya sih 4, 3, 4, 3 (top 4, bottom 3, left 4, dan right 3) hasil akhir ketika diprint malah gak karuan, disettingnya 4343 eh jadinya biasanya malah 4 cm untuk atas, 3.3 cm bawah, 4.3 cm kiri, dan 3.5 cm kanan.

Nah teman-teman yang pernah mengalami masalah MC Word yang nyusahin kaya gini gak perlu bingung, berikut ada beberapa tips untuk mengakalinya.

Bahan-bahan yang digunakan tentu saja kertas dan printer (disini saya pake printer Canon type 2770) plus sediain mistar penggaris, ini sih buat ngukur-ngukur gitu.

Langkah pertama:
Untuk awalnya teman-teman tetap menyetel margin kertas dengan 4343, dipritnya selembar aja ini buat patokan ukurannya nanti. Nah ini yang penting, setting kertas pada print harus disesuaikan dengan ukuran pada MC Word 2007, kalau pake A4 di MC Word gunakan juga A4 pada setting printmu. Caranya Ctrl+P > Properties > Page Setup.

*  Satu lagi yang perlu diperhatikan, ada beberapa ukuran kertas yang A4nya beda, kalu gak salah SIDU yang bungkusannya biru itu lebarnya 21.5 cm, kalau yang GOLD itu 21 cm. Kalu nemu kertas yang 21 cm, wajib setting ulang size kertasnya. Dalam kasus saya pakenya yang SIDU biru ukurannya 21.5 cm, sedangkan ukuran A4 di MC Word 21 cm x 29.7 cm, tapi hasilnya malah sangat pas. Mungkin kalu yang pake kertas size 21 cm, size kertas di pagesetupnya harus pake costum size 19.5 cm x 29.7 cm biar pas, tapi gak tau juga sih gak pernah dicoba soalnya.

Langkah ke2:
Setelah hasil print keluar, diukur deh jarak margin pada kertas sesunguhnya menggunakan mistar, dalam kasus gue margin kertasnya berubah menjadi:
·         4cm untuk atas,
·         3.3 cm bawah,
·         4.3 cm kiri, dan
·         3.5 cm kanan







Langkah ke 3:
Setelah diukur tentukan jumlah margin yang kamu diperlukan, karna disini contoh hasil print saya kelebihan, jadi harus dikurangi, seperti ini:
·         4cm untuk atas, hasilnya pas jadi gak perlu dikurangi.
·         3.3 cm bawah, (3 cm pada margins dikurangi kelebihan pada hasil prit 3 mm = 2.7 cm)
·         4.3 cm kiri, (4 cm pada margins dikurangi kelebihan pada hasil prit 3 mm = 3.7 cm)
·         3.5 cm kanan, (3 cm pada margins dikurangi kelebihan pada hasil prit 5 mm = 2.5 cm)


Hasilnya seperti gambar dibawah. 
11.    Ukuran yang pertama 





2.    Setelah dikurangi


Ukurannya tinggal disesuaikan, kalu kelebihan yah dikurangi, kalau kurang yang monggo ditambahkan.


Langakah ke4:
Setelah marginnya dikurangi/disesuaikan, coba dites untuk diprint, InsyaAllah pasti sesuai dengan keinginan. Kalau mau lebih pas lagi silahkan bereksperimen, selamat mencoba.


Mohon maaf kalau tulisannya ribet.

Selasa, 06 Agustus 2013

LAPORAN PRAKTEK DASAR-DASAR ILMU TANAH



LAPORAN PRAKTEK
DASAR-DASAR ILMU TANAH



DISUSUN OLEH :

 ...........................................................
 






                                                          


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
POSO
2009


KATA PENGANTAR


            Puji syukur saya pribadi kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga saya dan teman-temen selaku penyusun dan perangkum Laporan Praktek Mata Kuliah Dasar-Dasar ilmu Tanah, sehingga dapat menyelesaikannya secara intens dan dapat terlaksana sesuai planing yang telah direncanakan tanpa mengalami hambatan yang berarti.
            Tidak lupa juga, iringan terima kasih saya kepada pihak-pihak lain yang telah ambil andil dan ikut memembantu, akan terselesaikannya laporan  ini, baik dalam bentuk teori buku ataupun teori-teori postingan-postingan yang berada didalam blog teman masing-masing.
            Melihat suatu teori dari masing-masing kaca mata pembaca, tentu saja penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, masih mempunyai kekurangan dan titik lemah. Oleh sebab itu, kritikan, saran, ataupun masukan dari teman-teman pembaca sangat dianjurkan, sehingga pada waktu-waktu berikutnya, cetakan revitalisasi berikutnya dapat memuaskan insting keintelektulan kita masing-masing.
            Semoga laporan praktek ini memberikan manfaat kepada pembaca dan dapat menerusakannya kepada penelitian lebih lanjut.


14, Desember 2009


Penyusun
KELOMPOK III




DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR………………………………………………………i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii  
BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
BAB II
PEDOMAN PRAKTEK................................................................................ 4 
A. MEMBUAT PROFIL TANAH............................................................. 4 
B. MENENTUKAN WARNA TANAH.................................................... 4
C. MENENTUKAN TEKSTUR TANAH................................................ 4
D. MENETUKAN KONSISTENSI TANAH........................................... 5
BAB III
ALAT DAN BAHAN...................................................................................... 7
A. ALAT..................................................................................................... 7 
B. BAHAN................................................................................................. 7
BAB IV
HASIL.............................................................................................................. 8 
A. MEMBUAT PROFIL TANAH............................................................. 8  
B. MENENTUKAN WARNA TANAH.................................................... 8  
C. MENENTUKAN TEKSTUR TANAH................................................ 8 
D. MENETUKAN KONSISTENSI TANAH........................................... 9 


BAB I
PENDAHULUAN


A.     Profil Tanah
Profil Tanah adalah irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke batuan induk tanah. Apabila diambil segenggam tanah dari lapangan, dan bila dipoton secara melintang, mula – mula yang ditemukan adalah lapisan mendatar, irisan (lapisan) ini disebut profil dan lapisan – lapisan yang terlihat masing – masing disebut horizon. Horizon – horizon tersebut, bahan induknya disebut solum.

B.    Warna Tanah
Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling mudah ditentukan di tanah lapang. Warna tanah mencerminkna sifat – sifat tanah. Kanadungan bahan organic pada tanah menimbulkan warna lebih gelap. Tanah dengan drainase buruk atau sering jenuh air, berwarna kelabu. Tanah yang mengalami dehidratasi senyawa besi akan berwarna merah.
Warna tanah akan berpengaruh pada keseimbangan panas dan kelembaban tanah. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman, aktivitas organisme dan struktur tanah.
Warna tanah dibedakan atas warna dasar tanah (Matriks) dan warna karatan sebagai proses oksidasi dan reduksi dalam tanah.
Penetapan warna tanah ditentukan dengan MUNSELL SOIL COLOR CHART, dimana dalam penetapan warna tanah harus dicatat HUE, VALUE, dan CHROMA.

C.    Tekstur Tanah
Tekstur tanah merupakan perbandinganrelatif antara fraksi pasir, debu dan liat dalam suatu massa tanah. Definisi ini dapat diartikan dengan Kuantitatif dan Kualitatif. Secara Kualitatif, tekstur menggambarkan tekstur tanah yang halus atau kasar. Semakin halus teksturnya, kemampuan tanah menahan air rlatif tinggi, plastis, lengket, drainase buruk nda sulit diolah. Tanah yang ringan mempunyai daya menahan air relative rendah, aerasi baik, air mudah lolos, dan mudah diolah. Secara kuantitatif, tekstur tanah menunjukan presentase fraksi  fraksi dalam massa tanah. tanah mengandung pasir, presentasinya > 70% kandungan liat, > 35% lempung, bila tidak ada kandungan pasir dan liat.
Pengelompokan tekstur tanah secara umum :
a.    mudah dibentuk benang panjang, LIAT
b.    mudah patah, LEMPUNG BERLIAT
c.    tidak bisa dibentuk benang, LEMPUNG atau PASIR
d.    terasa lembut dan licin, LEMPUNG BERDEBU
e.    terasa kasar, LEMPUNG BERPASIR

D.    Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah adalah derajad kohesi dan adhesi antara partikel-partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dari bagian permukaan bumi.
Konsistensi tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Keadaan tersebut ditunjukkan dari daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Gaya yang akan mengubah bentuk tersebut misalnya pencangkulan, pembajakan, dan penggaruan. Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa tanah-tanah yang mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah tanah.

Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah, lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity). Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara.
Pada kondisi basah, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan tingkat plastisitas dan tingkat kelekatan. Tingkatan plastisitas ditetapkan dari tingkatan sangat plastis, plastis, agak plastis, dan tidak plastis (kaku). Tingkatan kelekatan ditetapkan dari tidak lekat, agak lekat, lekat, dan sangat lekat.
Pada kondisi lembab, konsistensi tanah dibedakan ke dalam tingkat kegemburan sampai dengan tingkat keteguhannya. Konsistensi lembab dinilai mulai dari: lepas, sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh, dan ekstrim teguh. Konsistensi tanah gembur berarti tanah tersebut mudah diolah, sedangkan konsistensi tanah teguh berarti tanah tersebut agak sulit dicangkul.
Pada kondisi kering, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan tingkat kekerasan tanah. Konsistensi kering dinilai dalam rentang lunak sampai keras, yaitu meliputi: lepas, lunak, agak keras, keras, sangat keras, dan ekstrim        keras.

      

BAB II
PEDOMAN PRAKTEK
A.     Membuat Profil Tanah
1.    Carilah tempat yang belum terganggu atau belum pernah diolah, lalu buatlah galian dengan ukuran 1m x 1m x 1m atau sampai menemukan batuan atau lapisan pasir atau air.
2.    Buatlah batas-batas horisonnya, lalu ukur tebal tiap lapisan.
3.    Tiap lapisan, ambil kira-kira 2 genggam untuk digunakn untuk menentukan beberap sifat tanah.
4.    Pada lapisan atas (tapsoil) ambil contoh tanah tidak terusik dengan menggunakan ring sampler (1 ring/kelompok).

B.    Menentukan Warna Tanah
1.    Ambil sedikit contoh tanah lembab.
2.    Letakkan di atas lalu cocokkan warnanya dengan warna baku pada kartu munsell (Munsel Soil Color Charts).
3.    Catat warna tanah yang sesuai.

C.    Menentukan Tekstur Tanah
Ambil sedikit tekstur tanah, remas-remas di antara jari. Bila diperlukan, tambahkan sedikit air. Sambil meremas, tentukan tektur tanah berdasarkan apa yang Anda rasakan sesuai petunjuk. Berikut:
1.    Rasa kasar sangat jelas, tidak melekat, tidak dapt dibentuk bola dan gulungan (Pasir).
2.    Rasa kasar jelas, sedikit sekali melekat, dapt dibebtuk bola yang mudah sekali hancur (Pasir Berlempung).
3.    Rasa kasar agar jelas, agak melekat, dapat dibuat bola, mudah hancur (Lempung Berpasir).
4.    Rasa tidak kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibebtuk bola agak teguh, dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan (Lempung).
5.    Rasa licin, tidak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat (Lempung Berdebu).
6.    Rasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dapat dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat (Debu).
7.    Rasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibuat gulungan yang agak mudah hancur (Lempung Berliat).
8.    Rasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibentuk gulungan mudah hancur (Lempung Liat Berpasir).
9.    Rasa halus agak licin, melekat, dapat dibentuk bola teguh, gulungan mengkilat (Lempung Liat Berdebu).
10. Rasa halus, berat, tetapi sedikit terasa kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, mudah hancur (Liat Berpasir).
11. Rasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, mudah digulung (Liat Berdebu).
12. Rasa berat, halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, mudah digulung (Liat).

D.    Menentukan Konsistensi Tanah
Tanah Basah
Kelekatan:
1.  Tidak melekat pada jari tangan atau benda lain (Tidak lekat).
2.  Sedikit melekat pada jari tangan atau benda lain (Agak Lekat).
3.  Melekat pada jari tangan atau benda lain (Lekat).
4.  Sangat melekat pada jari tangan atau benda lain (Sangat Lekat).
Plastisitasi:
1.  Tidak dapat membentuk gulungan tanah (Tidak Plastis).
2.  Hanya gulungan tanah kurang dari 1cm dapat terbentuk (Agak Plastis).
3.  Dapat membentuk gulungan tanah lebih dari 1cm,diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut (Plastis).
4.  Di perlukan tekanan besar  untuk merusak gulungan tersebut (Sangat Plastis).
Tanah Lembab
1.  Tanah tidak melekat satu sama lain,misalnya tanah pasir (Lepas).
2.  Gumpalan tanah mudah sekali hancur bila diremas (Sangat gembur).
3.  Diperlukan sedikit tekanan untuk menghancurkan gumpalan tanah dengan meremas (Gembur).
4.  Berturut turut memerlukan tekanan yang makin besar untuk menghancurkan tanah sampai sama sekali tidak dapat hancur dangan remasan tanah (Teguh/Sangat Teguh/Sangat Teguh Sekali).
Tanah Kering:
1.      Tanah tidak melekat satu sama lain,misalnya tanah pasir (Lepas).
2.      Gumpalan tanah mudah hancur bila di remas (Lunak).
3.      Berturut-turut memerlukan tekanan yang makin besar untuk menghancurkan tanah sampai tidak dapat hancur dengan remasan tangan (Agak Keras/Keras/Sangat Keras/Sangat Keras sekali).


BAB III
ALAT DAN BAHAN

A.     Alat
1.    Cangkul atau sekop
2.    Ring sampler
3.    Kartu Munsell (Munsell Soil Color Charts).
4.     
B.    Bahan
1.    Lahan yang belum diolah/dijamah
2.    Air Mineral


BAB IV
HASIL

Dari hasil percobaan yang kita lakukan tepatnya pada hari jumat tanggal 11 Desember 2009 di Kel. Gebang Rejo, dengan melihat profil tanah yang kita amati yaitu jenis tanah yang lembab dan kering. Kita bisamengambil keputusa apa saja yang bisa kita amati dengan melihat dan mengikuti beberapa langkah seperti di bawah ini :    
A.   Membuat Profil Tanah
Dengan adanya profil tanah yang kita buat dan dapat kita amati yang sesuai dengan batas-batas horisonnya seperti dengan ukuran galian 1m X 1m X 1m atau sampai sudah bisa menemukan batuan atau lapisan-lapisan tanah yang lain.
B.   Menentukan Warna Tanah
Setelah kita mengikuti langkah-langkah dalam proses penentuan warnah tanah pada setiap lapisannya, kita sudah bisa menentukan bahwa tanah yang tepatnya pada Kel. Gebang Rejo khususnya daerah PAM yang bisa kita kenali bahwa warna tanah di wilayah tersebut berwarna Olive Brown dengan melihat dari keterangan buku panduan maka warnah yang kita kenal dengan Munsel yaitu pada keterangan :
Chroma terletak pada deretan ke-3 dan Value terletak pada deretan 4 serta dapat di lihat dari Munsel, terletak pada titik 2,5y sehingga dapat kita pastikan bahwa tanah di daerah tersebut berwarna Olive Brown.
C.   Menentukan Tekstur Tanah
Dalam hal ini setelah mengikuti langkah-langkah di atas kita dapat juga menentukan tekstur tanah yang ada. Saat ini tekstur tanah pada daerah tersebut adalah dapat di katakan jenis tanah Lempung Berliat, karena adanya rasa agak licin, agak melekat, dapat di bentuk bola, agak teguh dan dapat di bentuk gulungan yang agak mudah hancur pada saat penelitian.  



D.   Menentukan Konsistensi Tanah
Pada kesempatan ini kita dapat menentukan konsentrasi tanah dengan melihat kondisi tanah yang ada pada daerah tersebut.
~   Tanah Lembab
Konsentrasi pada jenis tanah lembab ini kita mendapatkan 3 jenis konsentrasi tanah, yaitu :
A.   Tanah gembur
B.   Gembur dan
C.   Teguh, sangat teguh dan sangat teguh sekali.
Dengan melihat adanya gumpalan tanah yang mudah sekali hancur bila di remas, adanya sedikit tekanan yang di perlukan untuk menghancurkan tanah, serta dengan cara berturut-turut dan tekanan yang semakin besar di perlukan untuk menghancurkan tanah sampai sama sekali tidak dapat hancur dengan remasan tangan.