LAPORAN PRAKTEK
DASAR-DASAR ILMU TANAH
DISUSUN OLEH :
...........................................................
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
POSO
2009
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya pribadi kepada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, sehingga saya dan teman-temen selaku penyusun dan perangkum Laporan
Praktek Mata Kuliah Dasar-Dasar ilmu Tanah, sehingga dapat menyelesaikannya
secara intens dan dapat terlaksana sesuai planing
yang telah direncanakan tanpa mengalami hambatan yang berarti.
Tidak
lupa juga, iringan terima kasih saya kepada pihak-pihak lain yang telah ambil
andil dan ikut memembantu, akan terselesaikannya laporan ini, baik dalam bentuk teori buku ataupun
teori-teori postingan-postingan yang berada didalam blog teman masing-masing.
Melihat
suatu teori dari masing-masing kaca mata pembaca, tentu saja penyusunan laporan
ini masih jauh dari kesempurnaan, masih mempunyai kekurangan dan titik lemah.
Oleh sebab itu, kritikan, saran, ataupun masukan dari teman-teman pembaca
sangat dianjurkan, sehingga pada waktu-waktu berikutnya, cetakan revitalisasi
berikutnya dapat memuaskan insting keintelektulan kita masing-masing.
Semoga
laporan praktek ini memberikan manfaat kepada pembaca dan dapat menerusakannya
kepada penelitian lebih lanjut.
14,
Desember 2009
Penyusun
KELOMPOK
III
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB
I
PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
BAB
II
PEDOMAN PRAKTEK................................................................................ 4
A.
MEMBUAT PROFIL TANAH............................................................. 4
B.
MENENTUKAN WARNA TANAH.................................................... 4
C.
MENENTUKAN TEKSTUR TANAH................................................ 4
D.
MENETUKAN KONSISTENSI TANAH........................................... 5
BAB
III
ALAT DAN BAHAN...................................................................................... 7
A.
ALAT..................................................................................................... 7
B.
BAHAN................................................................................................. 7
BAB
IV
HASIL.............................................................................................................. 8
A.
MEMBUAT PROFIL TANAH............................................................. 8
B.
MENENTUKAN WARNA TANAH.................................................... 8
C.
MENENTUKAN TEKSTUR TANAH................................................ 8
D. MENETUKAN
KONSISTENSI TANAH........................................... 9
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Profil Tanah
Profil Tanah adalah irisan vertikal
tanah dari lapisan paling atas hingga ke batuan induk tanah. Apabila diambil
segenggam tanah dari lapangan, dan bila dipoton secara melintang, mula – mula
yang ditemukan adalah lapisan mendatar, irisan (lapisan) ini disebut profil dan
lapisan – lapisan yang terlihat masing – masing disebut horizon. Horizon –
horizon tersebut, bahan induknya disebut solum.
B. Warna Tanah
Warna tanah merupakan ciri tanah yang
paling mudah ditentukan di tanah lapang. Warna tanah mencerminkna sifat – sifat
tanah. Kanadungan bahan organic pada tanah menimbulkan warna lebih gelap. Tanah
dengan drainase buruk atau sering jenuh air, berwarna kelabu. Tanah yang
mengalami dehidratasi senyawa besi akan berwarna merah.
Warna tanah akan berpengaruh pada keseimbangan panas dan kelembaban tanah. Hal
ini secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman, aktivitas organisme
dan struktur tanah.
Warna tanah dibedakan atas warna dasar
tanah (Matriks) dan warna karatan sebagai proses oksidasi dan reduksi dalam
tanah.
Penetapan warna tanah ditentukan dengan
MUNSELL SOIL COLOR CHART, dimana dalam penetapan warna tanah harus dicatat HUE,
VALUE, dan CHROMA.
C. Tekstur Tanah
Tekstur
tanah merupakan perbandinganrelatif antara fraksi pasir, debu dan liat dalam
suatu massa tanah. Definisi ini dapat diartikan dengan Kuantitatif dan
Kualitatif. Secara Kualitatif, tekstur menggambarkan tekstur tanah yang halus
atau kasar. Semakin halus teksturnya, kemampuan tanah menahan air rlatif
tinggi, plastis, lengket, drainase buruk nda sulit diolah. Tanah yang ringan
mempunyai daya menahan air relative rendah, aerasi baik, air mudah lolos, dan
mudah diolah. Secara kuantitatif, tekstur tanah menunjukan presentase
fraksi fraksi dalam massa tanah. tanah
mengandung pasir, presentasinya > 70% kandungan liat, > 35% lempung, bila
tidak ada kandungan pasir dan liat.
Pengelompokan
tekstur tanah secara umum :
a.
mudah
dibentuk benang panjang, LIAT
b.
mudah
patah, LEMPUNG BERLIAT
c.
tidak
bisa dibentuk benang, LEMPUNG atau PASIR
d.
terasa
lembut dan licin, LEMPUNG BERDEBU
e.
terasa
kasar, LEMPUNG BERPASIR
D. Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah adalah derajad kohesi
dan adhesi antara partikel-partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap
perubahan bentuk oleh tekanan dari bagian permukaan bumi.
Konsistensi
tanah menunjukkan integrasi antara kekuatan daya kohesi butir-butir tanah
dengan daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Keadaan tersebut
ditunjukkan dari daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Gaya
yang akan mengubah bentuk tersebut misalnya pencangkulan, pembajakan, dan
penggaruan. Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa tanah-tanah yang mempunyai
konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat pada alat pengolah
tanah.
Penetapan konsistensi tanah dapat dilakukan dalam tiga kondisi, yaitu: basah,
lembab, dan kering. Konsistensi basah merupakan penetapan konsistensi tanah
pada kondisi kadar air tanah di atas kapasitas lapang (field cappacity).
Konsistensi lembab merupakan penetapan konsistensi tanah pada kondisi kadar air
tanah sekitar kapasitas lapang. Konsistensi kering merupakan penetapan konsistensi
tanah pada kondisi kadar air tanah kering udara.
Pada
kondisi basah, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan tingkat plastisitas dan
tingkat kelekatan. Tingkatan plastisitas ditetapkan dari tingkatan sangat
plastis, plastis, agak plastis, dan tidak plastis (kaku). Tingkatan kelekatan
ditetapkan dari tidak lekat, agak lekat, lekat, dan sangat lekat.
Pada
kondisi lembab, konsistensi tanah dibedakan ke dalam tingkat kegemburan sampai
dengan tingkat keteguhannya. Konsistensi lembab dinilai mulai dari: lepas,
sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh, dan ekstrim teguh. Konsistensi
tanah gembur berarti tanah tersebut mudah diolah, sedangkan konsistensi tanah
teguh berarti tanah tersebut agak sulit dicangkul.
Pada
kondisi kering, konsistensi tanah dibedakan berdasarkan tingkat kekerasan
tanah. Konsistensi kering dinilai dalam rentang lunak sampai keras, yaitu
meliputi: lepas, lunak, agak keras, keras, sangat keras, dan ekstrim keras.
BAB II
PEDOMAN PRAKTEK
A.
Membuat Profil Tanah
1. Carilah tempat yang belum terganggu
atau belum pernah diolah, lalu buatlah galian dengan ukuran 1m x 1m x 1m atau
sampai menemukan batuan atau lapisan pasir atau air.
2. Buatlah batas-batas horisonnya, lalu
ukur tebal tiap lapisan.
3. Tiap lapisan, ambil kira-kira 2
genggam untuk digunakn untuk menentukan beberap sifat tanah.
4. Pada lapisan atas (tapsoil) ambil
contoh tanah tidak terusik dengan menggunakan ring sampler (1 ring/kelompok).
B.
Menentukan Warna Tanah
1. Ambil sedikit contoh tanah lembab.
2. Letakkan di atas lalu cocokkan
warnanya dengan warna baku pada kartu munsell (Munsel Soil Color Charts).
3. Catat warna tanah yang sesuai.
C.
Menentukan Tekstur Tanah
Ambil
sedikit tekstur tanah, remas-remas di antara jari. Bila diperlukan, tambahkan
sedikit air. Sambil meremas, tentukan tektur tanah berdasarkan apa yang Anda
rasakan sesuai petunjuk. Berikut:
1. Rasa kasar sangat jelas, tidak
melekat, tidak dapt dibentuk bola dan gulungan (Pasir).
2. Rasa kasar jelas, sedikit sekali
melekat, dapt dibebtuk bola yang mudah sekali hancur (Pasir Berlempung).
3. Rasa kasar agar jelas, agak melekat,
dapat dibuat bola, mudah hancur (Lempung
Berpasir).
4. Rasa tidak kasar dan tidak licin,
agak melekat, dapat dibebtuk bola agak teguh, dapat sedikit dibuat gulungan
dengan permukaan (Lempung).
5. Rasa licin, tidak melekat, dapat
dibentuk bola agak teguh, dapat dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat (Lempung Berdebu).
6. Rasa licin sekali, agak melekat,
dapat dibentuk bola teguh, dapat dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat (Debu).
7. Rasa agak licin, agak melekat, dapat
dibentuk bola agak teguh, dapat dibuat gulungan yang agak mudah hancur (Lempung Berliat).
8. Rasa halus dengan sedikit bagian
agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibentuk
gulungan mudah hancur (Lempung Liat
Berpasir).
9. Rasa halus agak licin, melekat,
dapat dibentuk bola teguh, gulungan mengkilat (Lempung Liat Berdebu).
10. Rasa halus, berat, tetapi sedikit
terasa kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, mudah hancur (Liat Berpasir).
11. Rasa halus, berat, agak licin,
sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, mudah digulung (Liat Berdebu).
12. Rasa berat, halus, sangat lekat,
dapat dibentuk bola dengan baik, mudah digulung (Liat).
D.
Menentukan Konsistensi Tanah
Tanah
Basah
Kelekatan:
1. Tidak melekat pada jari tangan atau
benda lain (Tidak lekat).
2. Sedikit melekat pada jari tangan
atau benda lain (Agak Lekat).
3. Melekat pada jari tangan atau benda
lain (Lekat).
4. Sangat melekat pada jari tangan atau
benda lain (Sangat Lekat).
Plastisitasi:
1. Tidak dapat membentuk gulungan tanah
(Tidak Plastis).
2. Hanya gulungan tanah kurang dari 1cm
dapat terbentuk (Agak Plastis).
3. Dapat membentuk gulungan tanah lebih
dari 1cm,diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan tersebut (Plastis).
4. Di perlukan tekanan besar untuk merusak gulungan tersebut (Sangat Plastis).
Tanah
Lembab
1. Tanah tidak melekat satu sama
lain,misalnya tanah pasir (Lepas).
2. Gumpalan tanah mudah sekali hancur
bila diremas (Sangat gembur).
3. Diperlukan sedikit tekanan untuk
menghancurkan gumpalan tanah dengan meremas (Gembur).
4. Berturut turut memerlukan tekanan
yang makin besar untuk menghancurkan tanah sampai sama sekali tidak dapat
hancur dangan remasan tanah (Teguh/Sangat
Teguh/Sangat Teguh Sekali).
Tanah
Kering:
1. Tanah tidak melekat satu sama
lain,misalnya tanah pasir (Lepas).
2. Gumpalan tanah mudah hancur bila di
remas (Lunak).
3. Berturut-turut memerlukan tekanan
yang makin besar untuk menghancurkan tanah sampai tidak dapat hancur dengan
remasan tangan (Agak Keras/Keras/Sangat
Keras/Sangat Keras sekali).
BAB III
ALAT DAN BAHAN
A.
Alat
1. Cangkul atau sekop
2. Ring sampler
3. Kartu Munsell (Munsell Soil Color
Charts).
4.
B.
Bahan
1. Lahan yang belum diolah/dijamah
2. Air Mineral
BAB IV
HASIL
Dari hasil percobaan yang kita
lakukan tepatnya pada hari jumat tanggal 11 Desember 2009 di Kel. Gebang Rejo,
dengan melihat profil tanah yang kita amati yaitu jenis tanah yang lembab dan
kering. Kita bisamengambil keputusa apa saja yang bisa kita amati dengan
melihat dan mengikuti beberapa langkah seperti di bawah ini :
A.
Membuat Profil Tanah
Dengan adanya profil tanah yang kita
buat dan dapat kita amati yang sesuai dengan batas-batas horisonnya seperti
dengan ukuran galian 1m X 1m X 1m atau sampai sudah bisa menemukan batuan atau
lapisan-lapisan tanah yang lain.
B.
Menentukan Warna Tanah
Setelah
kita mengikuti langkah-langkah dalam proses penentuan warnah tanah pada setiap
lapisannya, kita sudah bisa menentukan bahwa tanah yang tepatnya pada Kel.
Gebang Rejo khususnya daerah PAM yang bisa kita kenali bahwa warna tanah di
wilayah tersebut berwarna Olive Brown dengan melihat dari keterangan buku
panduan maka warnah yang kita kenal dengan Munsel yaitu pada keterangan :
Chroma
terletak pada deretan ke-3 dan Value terletak pada deretan 4 serta dapat di
lihat dari Munsel, terletak pada titik 2,5y sehingga dapat kita pastikan bahwa
tanah di daerah tersebut berwarna Olive Brown.
C.
Menentukan Tekstur Tanah
Dalam hal ini setelah mengikuti
langkah-langkah di atas kita dapat juga menentukan tekstur tanah yang ada. Saat
ini tekstur tanah pada daerah tersebut adalah dapat di katakan jenis tanah
Lempung Berliat, karena adanya rasa agak licin, agak melekat, dapat di bentuk
bola, agak teguh dan dapat di bentuk gulungan yang agak mudah hancur pada saat
penelitian.
D.
Menentukan Konsistensi Tanah
Pada
kesempatan ini kita dapat menentukan konsentrasi tanah dengan melihat kondisi
tanah yang ada pada daerah tersebut.
~ Tanah
Lembab
Konsentrasi pada jenis tanah lembab ini kita mendapatkan 3
jenis konsentrasi tanah, yaitu :
A. Tanah gembur
B. Gembur dan
C. Teguh, sangat teguh dan sangat teguh
sekali.
Dengan melihat adanya gumpalan tanah yang mudah sekali
hancur bila di remas, adanya sedikit tekanan yang di perlukan untuk
menghancurkan tanah, serta dengan cara berturut-turut dan tekanan yang semakin
besar di perlukan untuk menghancurkan tanah sampai sama sekali tidak dapat
hancur dengan remasan tangan.