Selasa, 09 Juli 2013

MAKALAH MATA KULIAH PESTISIDA DAN APLIKASI DENGAN MATERI “TOKSISITAS PESTISIDA”



MAKALAH
PESTISIDA DAN APLIKASI

DENGAN MATERI
“TOKSISITAS PESTISIDA”















PENYUSUN:
RUDIAS
19081140713302


FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
POSO
2011





KATA  PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Berkat, Rahmat dan Hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Makalah Pestisida Dan Aplikasi” Dengan Materi Dengan Materi “Toksisitas Pestisida”, tuntas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Tuntasnya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya. Besar harapan penulis kiranya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi rekan-rekan.
Menyadari sepenuhnya akan kekurangan yang terjadi dalam makalah ini, penulis senantiasa mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang membangun, dan akan meninjau lebih lanjut mengenai isi makalah ini, serta untuk kesempurnaan makalah penulis selanjutnya.

     Poso, Februari 2011


Penyusun
















DAFTAR ISI
                                                                                               
KATA PENGANTAR ...................................................................................................     i
DAFTAR ISI ...............................................................................................................     ii
        BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................     1
        BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................     2
             PENGERTIAN TOKSISITAS PESTISIDA................................................................     2     
                     PENGGOLONGAN MENURUT ASAL DAN SIFAT KIMIA.......................................     3
           CARA MASUK INSEKTISIDA KE DALAM TUBUH SERANGGA...............................     3
                     JENIS RACUN PESTISIDA..................................................................................    4
                     FORMULASI PESTISIDA....................................................................................    4
                     CARA KERJA RACUN ........................................................................................     4
             TANDA DAN GEJALA KERACUNAN PESTISIDA ..................................................     6
             PARAMETER YANG DIGUNAKAN UNTUK MENILAI EFEK PERACUNAN
             PESTISIDA.......................................................................................................     8
             PENGOBATAN.................................................................................................   10
PENCEGAHAN...........................................................................................................   10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................   12
               




Bab I
PENDAHULUAN

Pestisida mencakup bahan-bahan racun yang digunakan untuk membunuh jasad hidup yang mengganggu tumbuhan, ternak dan sebagainya yang diusahakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya. Pest  berarti hama, sedangkan cide berarti membunuh.
Dalam praktek, pestisida digunakan bersama-sama dengan bahan lain misalnya dicampur minyak untuk melarutkannya, air pengencer, tepung untuk mempermudah dalam pengenceran atau penyebaran dan penyemprotannya, bubuk yang dicampur sebagai pengencer (dalam formulasi dust), atraktan (misalnya bahan feromon) untuk pengumpan, bahan yang bersifat sinergis untuk penambah daya racun, dsb.
Berikut ini bebebrapa pengenggolongan  pestisida menurut  jasad  sasaran:
§   Insektisida, racun serangga (insekta)
§   Fungisida, racun cendawan / jamur
§   Herbisida, racun gulma / tumbuhan pengganggu
§   Akarisida, racun tungau dan caplak (Acarina)
§   Rodentisida, racun binatang pengerat (tikus dsb.)
§   Nematisida, racun nematoda, dst.






















Bab II
PEMBAHASAN

PENGERTIAN TOKSISITAS PESTISIDA
Tosisitas (toxisity) atau daya racun adalah sifat bawaan pestisida yang menggambar potensi pestisida untuk menimbulkan kematian langsung (atau bahaya lainnya) pada hewan tingkat tinggi, termasuk manusia. Toksisitas dibedakan menjadi toksisitas akut, toksisitas kronik, dan tosisitas subkronik. Toksisitas akut merupakan pengaruh merugikan yang timbul segera setelah pemaparan dengan dosis tunggal suatu bahan kimia atau pemberian dosis ganda pada waktu kurang lebih 24 jam. Toksisitas akut dinyatakan dalam angka LD50, yaitu dosisi yang bisa mematikan (lethal dose) 50% dari binatang uji (umumnya tikus, kecuali dinyatakan lain) yang dihitung dalam mg/kg berat badan. Angka LD50 diturunkan secara statistik dari serangkaian percobaan, yang kondisinya telah ditentukan, terhadap hewan uji (Anonim, 2001). LD50 merupakan indikator daya racun yang utama, disamping indikator lain. Dibedakan antara LD50 oral (lewat mulut) dan LD50 (lewat kulit). LD50 oral adalah potensi kematian yang terjadi terhadap hewan uji jika senyawa kimia tersebut termakan; sedangkan LD50 dermal adalah potensi kematian jika hewan uji kontak langsung lewat kulit dengan racun tersebut.
Oral LD50 dari bebrapa bahan aktif pertanian
Bahan Aktif
Jenis
Hewan Uji
J/B
Oral LD50
(mg/kg berat badan
Asefat
Insektisida
Mencit
Tikus

361
945
Klorpirifos
Insektisida
Mencit

102
Paration
Insektisida
Tikus
Tikus
J
B
13
3,6
Karbaril
Insektisida
Mencit

438
Fenobukarb
Insektisida
Mencit
Mencit
Tikus
Tikus
J
B
J
B
182
172,8
623
657
Pirimikarb
Insektisida
Mencit
Tikus
B
B
107
147
Endosulfan
Insektisida
Tikus

40 – 60 
Kaptafol
Fungisida
Tikus

2500 – 6200
Captan
Fungisida
Tikus

9000
Kloratalonil
Fungisida
Tikus
J
10000
Tembaga hidriksida
Fungisida
Mencit
Tikus

1500
1400
2,4-D
Herbisida
Mencit

560 – 580
Diquat
Herbisida
Mencit
Tikus

233
431
MCPA
Herbisida
Mencit

560 – 1290
Sumber Anonim (1986); Management Of Pesticide Poisonings Symtom & Treatment
Catatan:    J      : Jantan
                  B   : Betina                    

PENGGOLONGAN MENURUT ASAL DAN SIFAT KIMIA
1.   Sintetik
a. Anorganik : garam-garam beracun seperti arsenat, flourida, tembaga sulfat dan garam merkuri.
b. Organik :
·         Organo khlorin : DDT, BHC, Chlordane, Endrin dll.
·         Heterosiklik : Kepone, mirex dll.
·         Organofosfat : malathion, biothion dll.
·         Karbamat : Furadan, Sevin dll.
·         Dinitrofenol : Dinex dll.
·         Thiosianat : lethane dll.
·         Sulfonat, sulfida, sulfon.
·         Lain-lain : methylbromida dll.
2.   Hasil alam : Nikotinoida, Piretroida, Rotenoida dll.

CARA MASUK INSEKTISIDA KE DALAM TUBUH SERANGGA
·           Melalui dinding badan, kulit (kutikel)
§   Melalui mulut dan saluran makanan (racun perut)
§   Melalui jalan napas (spirakel) misalnya dengan  fumigan.

JENIS RACUN PESTISIDA
Dari segi racunnya pestisida dapat dibedakan atas:
§   Racun sistemik, artinya dapat diserap melalui sistem organisme misalnya melalui akar atau daun kemudian diserap ke dalam jaringan tanaman yang akan bersentuhan atau dimakan oleh hama sehingga mengakibatkan peracunan bagi hama.
§    Racun kontak, langsung dapat menyerap melalui kulit pada saat pemberian insektisida atau dapat pula serangga target kemudian kena sisa insektisida (residu) insektisida beberapa waktu setelah penyemprotan






FORMULASI PESTISIDA
pada umumnya adalah dalam bentuk:
1.   Untuk Penyemprotan (sprays) dan pencelupan (dipping)
a. Emulsifiable / emulsible concentrates (EC)
b. Water miscible liquids (S)
·         Water soluble concentrates (WSC)
·         Soluble concentrates (SC)
c. Wettable powder (WP)
d. Flowable suspension (F)
e. Water soluble powders (SP)
f. Ultra Low Volume Concentrates (ULV)
2.   Dalam bentuk Dusts (D)

CARA KERJA RACUN
1. Racun sel umum / protoplasma, misalnya logam-logam berat, arsenat dll.
2. Racun syaraf :
§  Mempengaruhi keseimbangan ion-ion K dan Na dalam neuron (sel syaraf) dan merusak selubung syaraf : DDT dan OK lainnya
§  Menghambat bekerjanya ChE (ensim pengurai acethylcholine yaitu Choline Esterase) : semua OF dan KB
 3. Racun lain misalnya merusak mitokondria, sel darah dll.

HASIL ANALISA RESIDU PESTISIDA
No
Komoditas
Asal Contoh
Hasil Analisa (mg/kg)
1
Pakcoy
Kec. : Cicendo, Kota : Bandung
0,28802
2
Cabai merah
Kec. : Pacet, Kab. : Cianjur
1,59125
3
Cabai keriting
Kec. : Pacet, Kab. : Cianjur
0,67074
4
Buncis

0,56279
5
Sawi putih
Kec. : Pacet, Kab. : Cianjur
0,08738
6
Cabai rawit

0,58066
7
Tomat
Kec. : Pacet, Kab. : Cianjur
0,53708
8
Bayam
Kec. : Pacet, Kab. : Cianjur
0,00166
9
Sawi hijau

Tidak terdeteksi dengan
Batas Penetapan (BP) 0,001



HASIL ANALISA RESIDU PESTISIDA PADA BUAH-BUAHAN
No.
Komoditas
Asal Contoh
Hasil Analisa (mg/kg)
1
Pir sandong
Kelurahan Mulyaraya,
Kec. Kawaluyaan,
Kota Bandung
0,08956
2
Pir yali
Kel. Cicendo, Kec. Cicendo, Kota Bandung
0,00195
3
Apel merah

0,00312
4
Jeruk murkot

Tidak terdeteksi dengan
Batas Penetapan (BP) 0,001
5
Semangka

0,01537
6
Strawberi
Desa Cibodas, Kamp. Cibeuying, Kec. Lembang
0,15419
7
Manggis

Mengandung
kadar gula = 5,40 %,
serat kasar = 45 %,
air = 78,26 %,
pati = 0,24 %,
Vit.C = 0,22 %

TANDA DAN GEJALA KERACUNAN PESTISIDA
a. Pestisida Golongan Organoklor ( Dicofan 460 EC ; Keltane 250 EC )
Pestisida golongan organoklor bekerja mempengaruhi sistem syaraf pusat. Tanda dan gejala keracunan pestisida organoklor dapat berupa sakit kepala, rasa pusing, mual, muntah-muntah, mencret, badan lemah, gugup, gemetar, kejang-kejang dan kesadaran hilang.
b. Pestisida Golongan Organofostat ( Basta 150 EC ; Eagle 480 AS )
·         Apabila masuk kedalam tubuh, baik melalui kulit, mulut dan saluran pernafasan maupun saluran pencernaan, pestisida golongan organofosfat akan berikatan dengan enzim dalam darah yang berfungsi mengatur bekerjanya saraf, yaitu kholonesterase. Apabila kholonesterase terikat, maka enzim tersebut tidak dapat melaksanakan tugasnya sehingga syaraf terus-menerus mengirimkan perintah kepada otot-otot tertentu. Dalam keadaan demikian otot-otot tersebut senantiasa bergerak tanpa dapat dikendalikan.
§  Disamping timbulnya gerakan-gerakan otot-otot tertentu, tanda dan gejala lain dari keracunan pestisida organofosfat adalah pupil atau celah iris mata menyempit sehingga penglihatan menjadi kabur, mata berair, mulut berbusa atau mengeluarkan banyak air liur, sakit kepala, rasa pusing, berkeringat banyak, detak jantung yang cepat, mual, muntah-muntah, kejang pada perut, mencret, sukar bernafas, otot-otot tidak dapat digerakkan atau lumpuh dan pingsan.
c. Pestisida Golongan Karbamat ( Sevin 85 S ; Darmafur 3 G )
§  Cara kerja pestisida Karbamat sama dengan pestisida organofosfat, yaitu menghambat enzim kholonesterase. Tetapi pengaruh pestisida Karbamat terhadap kholonesterase hanya berlangsung singkat karena pestisida Karbamat cepat mengurai dalam tubuh.

d. Pestisida Golongan Senyawa / dipiridil ( Top Star 300 EW )
§  Senyawa dipirindi dapat membentuk ikatan dan merusak jaringan epithel dari kulit, kuku, saluran pernafasan dan saluran pencernaan, sedangkan larutan yang pekat dapat menyebabkan peradangan.
§  Tanda dan gejala keracunan senyawa dipirindil selalu terlambat diketahui atau disadari karena gejala baru timbul setelah beberapa lama, 24-72 jam setelah keracunan baru terlihat gejala yang ringan seperti sakit perut, mual, muntah, dan diare karena ada iritasi pada saluran pencernaan, 48-72 jam baru timbul gejala-gejala kerusakan ginjal seperti albunuria, proteinnura, haematuria dan peningkatan kretanin lever, 72 jam-24 hari, tanda-tanda kerusakan pada paru-paru.
e. Pestisida Golongan Arsen ( Score 250 EC )
§  Keracunan pestisida Arsen pada umumnya melalui mulut walaupun bisa juga diserap melalui kulit dan saluran pencernaan.
§  Tanda dan gejala keracunan akut pestisida golongan Arsen adalah nyeri pada perut, muntah, dan diare, sedang keracunan sub akut akan timbul gejala seperti sakit kepala, pusing dan banyak keluar ludah.
Tabel : Efek muskarinik, nikotinik dan saraf pusat pada toksisitas organofosfat.
No.
Efek
Gejala
1.        
Muskarinik
§  Salivasi, lacrimasi, urinasi dan diaree (SLUD)
§  Kejang perut
§  Nausea dan vomitus
§  Bradicardia
§  Miosis
§  Berkeringat
2.        
Nikotinik
§  Pegal-pegal, lemah
§  Tremor
§  Paralysis
§  Dyspnea
§  Tachicardia
1.        
Sistem saraf pusat
§  Bingung, gelisah, insomnia, neurosis
§  Sakit kepalaEmosi tidak stabil
§  Bicara terbata-bata
§  Kelemahan umumConvuls
§  Depresi respiras dan gangguan jantung
§  Koma






                Semua senyawa OF  (organofosfat, organophospates) dan KB (karbamat, carbamates) bersifat perintang ChE (ensim choline esterase), ensim yang berperan dalam penerusan rangsangan syaraf. Peracunan dapat terjadi karena gangguan dalam fungsi susunan syaraf yang akan menyebabkan kematian atau dapat pulih kembali. Umur residu dari OF dan KB ini tidak berlangsung lama sehingga peracunan kronis terhadap lingkungan cenderung tidak terjadi karena faktor-faktor lingkungan mudah menguraikan senyawa-senyawa OF dan KB menjadi komponen yang tidak beracun. Walaupun demikian senyawa ini merupakan racun akut sehingga dalam penggunaannya faktor-faktor keamanan sangat perlu diperhatikan. Karena bahaya yang ditimbulkannya dalam lingkungan hidup tidak berlangsung lama, sebagian besar insektisida dan sebagian fungisida yang digunakan saat ini adalah dari golongan OF dan KB.

PARAMETER YANG DIGUNAKAN UNTUK MENILAI EFEK PERACUNAN PESTISIDA
§   nilai LD50  (lethal dose 50 %)
§   menunjukkan banyaknya pestisida dalam miligram (mg) untuk tiap kilogram (kg) berat seekor binatang-uji, yang dapat membunuh 50 ekor binatang sejenis dari antara 100 ekor yang diberi dose tersebut.
§    Yang perlu diketahui dalam praktek adalah LD50 akut oral (termakan) dan LD50 akut dermal (terserap kulit).
§   Nilai-nilai LD50 diperoleh dari percobaan-percobaan dengan tikus putih.
§   Nilai LD50 yang tinggi (di atas 1000) menunjukkan bahwa pestisida yang bersangkutan tidak begitu berbahaya bagi manusia.
§    LD50 yang rendah (di bawah 100) menunjukkan hal sebaliknya.







LD50 (mg/Kg) PESTISIDA
Pestisida
Kijang Piaraan
Kambing
Organoklorin
Endrin
Dieldrin
Toksafen
-
75-100
139-240
25-50
100-200
>160
Organofosfat
Demeton
Paration
Monokrotofos
Dimetoat
Klorpirifos
Fenitrotion
-
33
38
>200
-
727
13
42
35
-
>500
-
Karbamat
Aminokarb
Metomil
Meksakarbat
Profoxur
Karbaril
11
16
25
225
300
-
-
22
>800
-

 
NILAI LD50 INSEKTISIDA ORGANOFOSFAT
Komponen
LD50 (mg/Kg)
Akton
Coroxon
Diazinon
Dichlorovos
Ethion
Malathion
Mecarban
Methyl parathion
Parathion
Sevin
Systox
TEPP
 146
    12
  100
    56
    27
1375
    36
    10
      3
  274
      2,5
      1

LC50 (ppb) PESTISIDA PADA MH
Pestisida
Larva Nyamuk
(LC50,24 jam)
12 ikan air tawar
(LC50, 96 jam)
Organoklorin
DDT
Heptaklor
Endrin
Toksafen
Aldrin
Dieldrin
Tiodan
BHC
70
5,4
15
-
-
7,9
-
27
2-21
-
-
-
-
2-131
3-18
Organofosfat
Abate
Bayteks
Klontion
Diazinon
Dibrom
Dikorvos
1,6
4,2
25
83
-
75
-
980-3.404
-
-
-
-

















PENGOBATAN
engobatan keracunan pestisida ini harus cepat dilakukan terutama untuk toksisitas organophosphat. Bila dilakukan terlambat dalam beberapa menit akan dapat menyebabkan kematian.
§   Diagnosis keracunan dilakukan berdasarkan  terjadinya gejala penyakit dan sejarah kejadiannya yang saling berhubungan.
§   Pada keracunan yang berat , pseudokholinesterase dan aktifits erytrocyt kholinesterase harus diukur dan bila kandungannya jauh dibawah normal, kercaunan mesti terjadi dan gejala segera timbul.
§   Pengobatan dengan pemberian atrophin sulfat dosis 1-2 mg i.v. dan biasanya diberikan setiap jam dari 25-50 mg. Atrophin akan memblok efek muskarinik dan beberapa pusat reseptor muskarinik.
§   Pralidoxim (2-PAM) adalah obat spesifik untuk antidotum keracunan organofosfat. Obat tersebut dijual secara komersiil dan tersedia sebagai garam chlorin.

PENCEGAHAN
Cara-cara pencegahan keracunan pestisida yang mungkin terjadi pada pekerja-pekerja
pertanian, perkebunan, dan kehutanan sebagai berikut :
a. Penyimpanan pestisida :
1.   Pestisida harus disimpan dalam wadah wadah yang diberi tanda, sebaiknya
tertutup dan dalam lemari terkunci.
2.   Campuran pestisida dengan tepung atau makanan tidak boleh disimpan dekat
makanan. Campuran yang rasanya manis biasanya paling berbahaya. Tandatanda
harus jelas juga untuk mereka yang buta huruf.
3.   Tempat-tempat bekas menyimpan yang telah tidak dipakai lagi harus dibakar agar
sisa pestisida musnah sama sekali.
4.   Penyimpanan di wadah-wadah untuk makanan atau minuman seperti di botolbotol,
5.   Sangat besar bahayanya.
b. Pemakaian alat-alat pelindung :
1.   Pakailah masker dan adakanlah ventilasi keluar setempat selama melakukan
pencampuran kering bahan-bahan beracun.
2.   Pakailah pakaian pelindung, kacamata, dan sarung tangan terbuat dari neopren,
jika pekerjaan dimaksudkan untuk mencampur bahan tersebut dengan minyak
atau pelarut-pelarut organis. Pakaian pelindung harus dibuka dan kulit dicuci
sempurna sebelum makan.
3.   Pakaialah respirator, kacamata, baju pelindung, dan sarung tangan selama
menyiapkan dan menggunakan semprotan, kabut, atau aerosol, jika kulit atau
paru-paru mungkin kontak dengan bahan tersebut.
c. Cara-cara pencegahan lainnya :
1.   Selalu menyemprot ke arah yang tidak memungkinkan angin membawa bahan,
sehingga terhirup atau mengenai kulit tenaga kerja yang bersangkutan.
2.   Hindarkan waktu kerja lebih dari 8 jam sehari bekerja di tempat tertutup dengan
penguap termis, juga alat demikian tidak boleh digunakan di tempat kediaman
penduduk atau di tempat pengolahan bahan makanan.
3.   Janganlah disemprot tempat-tempat yang sebagian tubuh manusia akan
bersentuhan dengannya.
























DAFTAR PUSTAKA

Panut Djojosumarto, “Pestisida & Aplikasinya”, AgroMedia Pustaka, 2008.
Halinda Sari Lubis, “Deteksi Dini Dan Penatalaksanaan Keracunan Pestisida Golongan Organofosfat Pada Tenaga Kerja”, Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, Universitas Sumatera Utara, 2002.

 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar